A. Modernisasi desa
Menurut Everret Rogers, modernisasi merupakan proses dimana
individu berubah dari cara hidup tradisional menuju gaya hidup yang lebih
kompleks dan maju secara teknologi serta cepat berubah. Black mendefinisikan
modernisasi sebagai proses dimana secara historis lembaga–lembaga yang
berkembang secara perlahan disesuaikan dengan perubahan fungsi secara cepat dan
menimbulkan peningkatan yang belum pernah dicapai sebelumnya dalam hal
pengetahuan manusia, yang memungkinkannya untuk menguasai lingkungannya, yang menimbulkan
revolusi ilmiah (Abraham, 1991). Modernisasi dialami oleh negara-negara
berkembang dari kota sampai ke tingkat terkecil seperti desa. Saat ini beberapa
desa mengalami perubahan sosial dan budaya akibat modernisasi yang cepat di era
globalisasi karena teknologi komunikasi dan informasi yang semakin canggih.
Menurut
Bintarto 1983 ada beberapa tujuan modernisasi desa yakni:
1.
Modernisasi dapat memberi gairah dan semangat hidup
baru serta menghilangkan monotomi dari kehidupan di desa, sehingga warga desa
tidak akan merasa jemu dengan lingkungan hidupnya.
2.
Modernisasi desa dapat meningkatkan kesejahteraan
sosial ekonomi warga desa, sehingga dapat menahan arus urbanisasi
3.
Modernisasi yang berarti suatu usaha meningkatkan
bidang pendidikan secara merata, sehingga akan dapat mengurangi arus pelajar ke
kota dan tenaga terdidik akan tetap tinggal di desa membimbing warga desa lain
yang belum maju.
4.
Modernisasi di bidang pengangkutan akan secara
berangsur menghilangkan sifat isolasi desa.
5.
Modernisasi merupakan tumpuan bagi pengembangan
teknologi perdesaan dan dalam proses pengembangnya warga desa dapat
diikutsertakan (Bintarto, 1984).
Dengan adanya modernisasi ciri-ciri desa tradisional saat ini mulai
berkurang. Bentuk modernisasi desa antara adalah sebagai berikut:
1.
Berkurangnya isolasi, menerima adanya
perubahan seperti mulai banyaknya teknologi yang digunakan, dibangunnya akses
jalan menuju lokasi perdesaan tersebut.
2.
Komersialisasi dan rasionalisasi
pertanian, dewasa ini pertanian merupakan pekerjaan kompleks dan membutuhkan
keahlian khusus seiring kemajuan teknologi.
3.
Urbanisasi kehidupan desa, dewasa ini
tidak mungkin lagi mengidentifikasi orang desa dengan melihat pakaian atau
perlakuannya yang kedesa-desaan, media masa yang dipakai di desa dan kota hampir
sama sehingga antara orang desa dan orang kota memperoleh informasi yang sama,
oleh karena itu perbedaan antara desa dan kota saat ini semakin menipis
(Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt,1992).
Modernisasi desa tidak selalu membawa pengaruh positif bagi masyarakatnya,
namun juga memiliki beberapa permasalahan. Secara umum permasalahan yang erat kaitannya dengan
pembangunan desa dapat ditinjau dari beberapa segi, antara lain :
a.
Dari segi keadaan masyarakatnya, masih ada beberapa daerah yang kekurangan
pangan dan gizi, terutama pada anak-anak balita, penduduk jarang dan terpencar-pencar karena pengaruh topografi wilayah dan aksesibilitas, kualitas kesehatan yang masih rendah, masih tingginya
angka anak putus sekolah, dan lain sebagainya.
b.
Dari segi pemerintahan desanya, struktur dan aparatur masih perlu
ditingkatkan dan demikian pula pemantapan di bidang koordinasi sebagaimana
mestinya, ditambah belum mantapnya koordinasi pelayanan pemerintah yang
dilaksanakan oleh berbagai unsur aparatur vertikal, daerah dan sebagainya.
c.
Dari segi geografisnya, seperti belum seimbangnya desa-desa di Jawa dan
desa-desa di luar Jawa, keadaan lingkungan beberapa daerah pedesaan masih
kurang memenuhi persyaratan sebagai lingkungan yang sehat, sedangkan teknologi
yang dimiliki justru dapat membahayakan lingkungan hidup sekelilingnya.
Demikian pula kehidupan yang timpang antara desa dan kota sebagai akibat adanya
urbanisasi telah menimbulkan berbagai permasalahan sanitasi pemukiman di bawah
standar.
d.
Dari segi kelembagaan perlu ada peningkatan organisasi yang selalu
dipantau secara teratur demi ketertiban kelancaran fungsinya.
Berikut
beberapa langkah awal yang dilakukan pemerintah dalam rangka mewujudkan
modernisasi desa adalah sebagai berikut:
1.
Menempatkan warga desa dalam kedudukan
yang sama sebagai warga negara, artinya tidak ada perbedaan status antara
penduduk desa dengan kota, seperti pada zaman kolonial.
2.
Mengusahakan corak kehidupan dan
penghidupan warga desa atas dasar pemikiran yang logis, pragmatis dan rasional.
3.
Mengusahakan agar warga dapat lebih
bersifat kreatif, dinamis, dan fleksibel dalam menghadapi kesulitan sehingga
dapat lebih meningkatkan semangat dalam pembangunan.
B. Upaya Mengatasai Permasalahan
Modernisasi Desa
Berikut
beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan modernisasi
desa.
1.
Perlu adanya pengadaan fasilitas atau
infrastruktur desa sedikit demi sedikit agar permasalahan masyarakat terkait
kualitas pangan, gizi, kesehatan, aksesibilitas, pendidikan, dan lain
sebagainya bisa teratasi.
2.
Perlu diadakannya sosialisasi kepada
masyarakat terkait rencana pembangunan yang akan dilakukan dalam rangka
perwujudan modernisasi agar tidak terjadi cultural
shock. Cultural shock ini akan
membawa dampak negatif pada kehidupan masyarakat desa, khusunya dalam hal
budaya atau cara hidup mereka.
3.
Perlu adanya perubahan pola pikir dan
peningkatan kinerja aparatur desa. Hal itu dapat dilakukan dengan cara
pelatihan atau sosialisasi kelembagaan dalam rangka meningkatkan kinerja dan
memperbaiki pola pikir aparatur desa.
Pemantauan kinerja
lembaga lebih diperketat demi ketertiban kelancaran fungsional lembaga tersebut
dan demi kemajuan desa.